BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang Masalah
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan
tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu
sisi, era globalisasi memperluas pasar produk perusahaan dan disisi lain
keadaan tersebut memunculkan persaingan yang ketat antar perusahaan domestik
maupun dengan perusahaan asing. Fenomena persaingan ini akan semakin mengarahkan
sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar
untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu aset untuk
mencapai keadaan tersebut adalah dengan merek. Merek memegang peranan yang
sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat
perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui
adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan penghasil produk
melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi
tidakmungkin menawarkan janji emosional yang sama. Kualitas produk dapat
dilihat dari ekuitas mereknya seperti produk Telkomsel Flash yang banyak
digunakan pelanggan karena penggunaannya yang mudah dan harganya terjangkau
serta produknya yang inovatif.
Merek adalah ekuitas perusahaan yang menambahkan nilai
pada produk dan pelayanan yang ditawarkan. Merek merupakan aset yang berharga
bagi perusahaan untuk memikat hati konsumen untuk memakai produk yang
ditawarkan. Semua langkah yang dilakukan oleh perusahaan terhadap produk
yang dihasilkan merupakan bagian dari cara untuk membangun suatu merek, dimana
merek bukan lagi sekedar nama atau simbol bagi perusahaan tetapi juga sebagai
payung yang mempresentasikan produk atau jasa yang perusahaan hasilkan dan
tawarkan kepada konsumen. Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat
membedakan (seperti sebuah logo cap atau kemasan) untuk mengidentifikasikan
barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu
serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing (A.B.
Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004). Perkembangan merek selanjutnya
dipengaruhi oleh perubahan internal maupun eksternal. Merek adalah indicator
value yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang saya buat
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa yang
dimaksud dengan produk ?
2.
Bagaimana
hierarki dan klasifikasi produk ?
3.
Apa yang
dimaksud dengan merek ?
4.
Bagaimana cara mengukur ekuitas
merek dan merencanakan strategi penetapan merek yang tepat ?
1.3 Tujuan
Penulisan
·
Agar kita mengetahui barang dan jasa
yang di hasilkan berkualitas, tahan lama dan terjangkau oleh konsumen.
·
Dalam pembahasan
mengenai merek, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar bagaimana produk
tersebut dapat diterima oleh konsumen.
·
menentukan bagaimana
konsumen merasa puas dengan adanya merek yang berkualitas.
·
memperkenalkan dan menawarkan produk tidak
terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan terhadap konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produk
2.1.1
Karakteristik Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Tingkat Produk : Hierarki Nilai Pelanggan
·
Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit) :
layanan atau manfaat yang benar – benar dibeli pelanggan.
·
Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah
manfaat inti menjadi produk dasar (basic
product).
·
Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected
product).
·
Pada tingkat ke empat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented
product) yang melebihi harapan pelanggan.
·
Tingkat kelima adalah produk potensial (potencial
product) .
2.1.2
Hierarki Produk
Hierarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang
tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut.
Terdapat enam tingkat hierarki produk, dengan menggunakan asuransi
jiwa sebagai contohnya :
·
Keluarga
kebutuhan (need family) – kebutuhan inti yang mendasari keberadaan
keluarga. produk.
Contoh: keamanan
·
Keluarga produk (product family) – semua kelas
produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti dengan efektivitas yang masuk akal. Contoh: tabungan dan penghasilan.
·
Kelas produk (product class) – kelompok produk
di dalam keluarga produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren.
Dikenal juga sebagai kategori produk. Contoh :
instrumen keuangan.
·
Lini produk (product line) – kelompok produk
di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang
serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai
atau saluran yang sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu. Lini produk
dapat terdiri dari berbagai merek, atau satu merek keluarga, atau merek
individu yang sudah diperluas lininya. Contoh : Asuransi jiwa.
·
Tipe produk (product type) – sekelompok
barang di dalam lini produk yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk
produk. Contoh: asuransi jiwa berjangka.
·
Merek – nama yang dapat
dihubungkan / diasosiasikan dengan satu atau lebih barang atau hal yang melihat
dalam lini produk dan digunakan untuk mengenal sumber atau ciri barang
/
hal tersebut. Contohnya :
“Bumiputera”
·
Jenis produk disebut juga unit
pemnyimpanan stok atau varian produk – unit yang berbeda di dalam lini produk
atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tampilan, atau beberapa
atribut lain. Misalnya : asuransi jiwa berjangka prudential yang dapat
diperbarui.
2.1.3 Klasifikasi Produk
1) Ketahanan (Durability)
dan Keberwujudan (Tangibility)
·
Barang – barang yang
tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang
biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan
sabun.
·
Bahan tahan lama (durable goods)
adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat
di gunakan untuk wa ktu
yang lama, seperti kulkas, alat - alat mesin, dan pakaian.
·
Jasa (services)
adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi
, dan dapat musnah.
2) Klasifikasi Barang
Konsumen
1.
Konsumen biasanya sering membeli barang sehari - hari (convenience
goods ) dengan segera dan
dengan usaha minimum.
Barang sehari - hari dibagi lagi ke dalam :
ü Barang kebutuhan
pokok/staples adalah barang yang dibeli konsumen secara teratur.
ü Barang impuls dibeli
tanpa usaha perencanaan atau pencarian.
ü Barang darurat dibeli
ketika ada kebutuhan mendesak.
2. Barang belanja (shopping goods) adalah barang yang secara
karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas,
harga, dan gaya.
ü Barang belanja homogen
mempunyai kualitas yang serupa tetapi harganya cukup berbeda sehingga
memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja.
ü Barang belanja heterogen
mempunyai fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting dari
pada harga.
3. Barang khusus (specialty goods) mempunyai karakteristik atau
identifikasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang bersedia
melakukan usaha pembelian khusus.
4. Barang yang tak dicari (unsought goods) adalah barang yang
tak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli, seperti
detektor asap.
3) Klasifikasi Barang
Industri
1. Bahan dan Suku Cadang (materials and parts) adalah barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen.
Bahan suku dan cadangan dibagi menjadi dua kelas yaitu:
ü Bahan mentah dibagi
menjadi dua kelompok utama yaitu: - produk pertanian
(gandum, kapas, ternak, buah-buahan, dan sayur mayur) dan -
produk alami (ikan,
kayu, minyak mentah, biji besi)
ü Bahan dan suku cadangan
manufaktur dibagi menjadi dua kategori yaitu
: bahan komponen –
diproses lagi
- (besi, benang, semen,
kabel) dan suku cadang komponen – produk jadi, tanpa
perubahan bentuk - (motor kecil, ban, cetakan)
2. Barang modal (capital items) adalah barang tahan lama
yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan
produk jadi. Barang modal mencakup dua kelompok yaitu:
ü Instalansi merupakan
pembelian langsung, terdiri dari bangunan (pabrik, kantor) dan peralatan berat
(generator, mesin pancang, komputer mainframe, lift)
ü Peralatan meliputi
perlengkapan dan peralatan pabrik portabel (perkakas, trus pengangkat) dan
perlengkapan kantor (komputer pribadi, meja)
Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business
services) adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi
pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Ada dua macam pasokan yaitu:
Barang pemeliharaan dan perbaikan (cat,
paku, sapu)
Pasokan operasi (pelumas, batu bara,
kertas tulis, pensil
4. Sistem dan Bauran produk
Sistem
produk (product system) adalah kelompok yang berbeda
tetapi berhubungan dan berfungsi dengan cara yang kompatibel. Misalnya telepon
genggam yang dapat dipasang termasuk headset, kamera, pemutar mp3 dan
sebagainya.
Bauran produk (product
mix), disebut juga pilihan produk adalah kumpulan semua produk dan barang
yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu. Bauran produk perusahaan
mempunyai:
Lebar bauran
produk mengacu pada beberapa banyak lini produk berbeda yang dijual
perusahaan.
Panjang bauran
produk mengacu pada jumlah total produk dalam bauran. Dengan ini dapat
menyebutkan panjang rata-rata dari lini, didapatkan dengan membagi panjang
total dengan jumlah lini .
Kedalaman bauran
produk mengacu pada banyaknya varian yang ditawarkan masing-masing produk dalam
lini. Dapat dihitung dengan mencari rata-rata jumlah varian dalam kelompok
merek.
Konsistensi bauran
produk mengacu seberapa dekat hubungan dari berbagai lini produk pada pengguna
akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi, atau dengan cara lain.
2.2 Pengertian Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan
atau kombinasi dari semua hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya
dari produk pesaing. Merek dapat berupa logo, nama, merk dagang atau simbol
lain. Berdasarkan UU merek dagang, penjual diberikan hak ekslusif untuk
menggunakan merek untuk selamanya. Merek berbeda dengan aktiva lain seperti hak
paten dan hak cipta yang mempunyai batas waktu. Merek lebih dari sekedar
simbol.
-
Nama merek Sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan
-
Tanda merek Sebagian dari merek yang dapat dikenali namun
tidak dapat diucapkan
-
Tanda merek dagang Merek atau sebagian dari
merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu
yang istimewa.
-
Hak cipta Hal istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi,
menerbitkan dan menjual karya tual, karya musik atau karya seni.
Merek dapat memiliki enam level pengertian :
1. Atribut :
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes
mengingatkan kita akan produk yang dirancang dengan baik, bergengsi tingggi.
2.
Manfaat : atribut perlu
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional, misal : ”mobil ini
membuat saya menjadi penting dan dihargai.
3.
Nilai : merek juga menyatatakan
sesutu tentang produsen, jadi mercedes berarti kinerja tinggi, kemananan,
gengsi dan lain – lain.
4.
Budaya : merek juga mewakili budaya
tertentu, misalnya mercedes mewakili budaya Jerman yang efisien, bermutu tinggi
dan terorganisasi.
5.
Kepribadian: merek mencerminkan
kepribadian tertentu misal, mercedes mencerminkan kepribadian pemimpin yang
masuk akal.
6. Pemakai :
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk
tersebut.
Ruang Lingkup Penetapan Merek (Branding) Penetapan
merek (branding ) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa.
Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antarproduk (Kotler & Keller,
2009:260). Pemasar dapat menetapkan merek pada seluruh jenis produk, baik
berupa barang fisik, jasa, orang, tempat, ide, ataupun organisasi. Penetapan
merek dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan
jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya,
memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi penetapan merek berhasil dan
nilai merek dapat tercipta, maka pemasar harus dapat meyakinkan konsumen bahwa
terdapat perbedaan berarti di antara merek dalam kategori produk ataupun
jasa.
2.2.1 Mengukur Ekuitas Merek
Kotler dan Keller (2009 : 274 - 275)
mengemukakan dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek sebagai berikut :
1.
Pendekatan tidak langsung.
Pendekatan
ini menilai sumber ekuitas merek yang potensial
dengan mengidentifikasi dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen.
2.
Pendekatan langsung.
Pendekatan
ini menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap respons konsumen pada
berbagai aspek pemasaran.
1)
Penilaian Merek Valuasi merek adalah
pekerjaan memperkirakan nilai keuangan total merek. Seperti penilaian dari
setiap produk, review diri, atau konflik kepentingan jika orang-orang yang
menghargai merek juga terlibat dalam penciptaannya. Standar dari proses yang
tepat menilai merek dan menetapkan enam persyaratan utama, transparansi,
validitas, reliabilitas, kecukupan, objektivitas dan keuangan, perilaku dan
hukum parameter. Valuasi merek dibedakan dari ekuitas merek.
2)
Mengelola Ekuitas Merek tindakan
pengelolaan ekuitas merek menurut Kotler & Keller (2009 : 277, 279) sebagai
berikut :
Penguatan merek Sebagai aset perusahaan yang umurnya
panjang, merek perlu dikelola dengan baik, sehingga nilainya tidak Pengelolaan
merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran jangka panjang.
Terdapat dua menyusut. Pada beberapa titik, kegagalan untuk memperkuat merek
akan menghilangkan kesadaran merek dan memperlemah citra merek.
Ekuitas merek diperkuat oleh tindakan pemasaran yang
secara konsisten menyampaikan arti suatu merek dalam hal:
Produk apa yang dipresentasikan oleh merek, apa
manfaat inti yang diberikan, dan kebutuhan apa yang dipenuhi.
Bagaimana merek membuat produk menjadi unggul,
dimana asosiasi merek yang kuat, disukai, dan unik harus berada dalam pikiran
konsumen.
Revitalisasi merek Hal pertama yang harus dilakukan
dalam merevitalisasi merek adalah memahami sumber- sumber apa dari ekuitas
merek yang dapat dipergunakan. Revitalisasi merek perlu dilakukan mengingat
terjadinya perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan pesaing
baru/teknologi baru, ataupun jenis perkembangan lainnya dalam lingkungan
pemasaran yang dapat mempengaruhi peruntungan merek.
2.2.2 Merencanakan Strategi Penetapan Merek (Branding Strategy)
Strategi
penetapan merek perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis, baik elemen merek
umum maupun unik yang diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya.
Keputusan strategi penetapan merek yang pertama adalah apakah pemasar akan
mengembangkan nama merek untuk sebuah produk. Apabila memutuskan untuk memberi
merek pada produk atau jasanya, maka perusahaan itu harus memilih nama
merek mana yang akan digunakan.
Terdapat empat strategi penamaan merek menurut Kotler
& Keller (2009 : 281) sebagai berikut :
1.
Nama individual. Kelebihan utama
strategi ini adalah perusahaan tidak menghubungkan reputasinya dengan produk.
Jika produk gagal atau memiliki kualitas rendah, citra perusahaan tidak
akan terganggu.
2.
Nama keluarga selimut. Banyak
perusahaan menggunakan merek korporat perusahaan mereka untuk seluruh produknya. Kelebihan strategi ini adalah
biaya pengembangan dengan jenis nama merek ini lebih rendah. Strategi ini dapat
memberikan nilai tidak berwujud yang lebih besar bagi perusahaan.
3.
Nama keluarga terpisah untuk semua
produk
4.
Nama korporat digabungkan dengan
nama individual Nama perusahaan memberikan legitimasi dan masing-masing
nama individual mencirikan produk baru. Dua komponen kunci strategi penetapan
merek menurut Kotler & Keller (2009:282, 284) adalah sebagai berikut:
1) Perluasan
Merek (Brand Extension)
Ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah
mapan untuk memperkenalkan sebuah produk baru, produk itu disebut
perluasan merek (brand extension). Banyak perusahaan memutuskan untuk
melipatgandakan aset mereka yang paling berharga dengan memperkenalkan sejumlah
produk baru di bawah nama merek terkuat mereka. Perluasan merek dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu : a. Perluasan lini, dimana merek induk mencakup
produk baru di dalam kategori produk yang dilayaninya saat ini, seperti rasa,
bentuk, warna, bahan, dan ukuran kemasan yang baru. b. Perluasan
kategori, dimana merek induk digunakan untuk memasuki kategori produk berbeda
dari kategori yang dilayaninya saat ini Contoh : Sabun mandi lifebuoy yang
memperluas mereknya pada kategori produk shampo.
2) Keunggulan
perluasan merek adalah :
a.
Meningkatnya peluang keberhasilan
produk baru. Perluasan merek merupakan cara yang kuat untuk memasuki pasar
konsumen. Konsumen dapat menyusun ekspektasi tentang komposisi dan kinerja
produk baru berdasarkan apa yang telah mereka ketahui tentang merek induk dan
sejauh mana mereka merasa informasi tersebut relevan dengan produk baru.
b.
Efek umpan balik positif. Perluasan
merek dapat membantu mengklarifikasi arti merek dan nilai merek intinya atau
meningkatkan loyalitas dan persepsi konsumen tentang kredibilitas perusahaan di
balik perluasan. Perluasan lini dapat memperbarui minat dan kesukaan terhadap
merek dan menguntungkan merek induk dengan memperluas cakupan pasar.
Selain memiliki keunggulan, perluasan merek juga memiliki kelemahan sebagai
berikut :
1.
Menyebabkan nama merek tidak terlalu
kuat teridentifikasi dengan produk manapun. Hal ini dapat dikatakan sebagai
dilusi merek, yaitu terjadi ketika konsumen tidak lagi mengasosiasikan merek
dengan produk yang spesifik atau produk yang sangat mirip dan mulai kurang
memikirkan merek.
2.
Perusahaan kerap melewatkan peluang
untuk menciptakan merek baru dengan citra unik dan ekuitasnya sendiri.
3.
Jika perluasan merek gagal
dilakukan, maka akan mempengaruhi citra merek induk dalam prosesnya.
4.
Sekalipun penjualan perluasan merek
tinggi, namun pendapatannya mungkin datang dari konsumen yang beralih ke
perluasan dari penawaran lama merek induknya, yang berarti mengkanibalisasi
merek induk.
3)
Portofolio
Merek
Portofolio merek (brand portofolio) adalah
kumpulan semua merek dan lini merek yang ditawarkan perusahaan tertentu untuk
dijual dalam satu kategori atau segmen pasar tertentu (Kotler & Keller,
2009:285).
Pentingnya melakukan portofolio merek karena beberapa
alasan sebagai berikut:
·
Meningkatkan kehadiran di rak dan
ketergantungan pengecer di toko.
·
Menarik konsumen pencari keragaman
yang mungkin dapat beralih ke merek lain.
·
Meningkatkan kompetisi internal
dalam perusahaan.
·
Mencapai skala ekonomis dalam iklan,
penjualan perdagangan, dan distribusi fisik. Karakteristik portofolio merek
yang optimal adalah kemampuan setiap merek didalamnya untuk memaksimalkan
ekuitas bersama-sama dengan semua merek lain didalamnya. Prinsip dasar dalam
merancang portofolio merek adalah memaksimalkan cakupan pasar, sehingga tidak
ada pelanggan potensial yang diabaikan- melainkan untuk mengurangi tumpang
tindih merek, jadi merek tidak bersaing untuk mendapatkan persetujuan
pelanggan. Pemasar mengamati portofolio merek secara cermat sepanjang waktu
untuk mengidentifikasi merek yang lemah dan mematikan merek yang tidak menguntungkan.
4)
Keputusan
Penetapan Merek
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang
yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik,
jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal
tersebut. Keputusan produk telah banyak menarik perhatian masyarakat. Ketika
membuat keputusan seperti itu, pemasar sebaiknya mempertimbangkan secara hati-hati
masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan perolehan atau pembuatan
produk, perlindungan hal paten, kualitas dan keamanan produk, dan jaminan atau
garansi produk.
5) Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan
memproduksi wadah atau pembungkus produk. Kemasan dapat berupa wadah
utama produk, kemasan sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan,
kemasan yang dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim
produknya. Pelabelan, informasi yang dicetak pada atau di dalam kemasan juga
termasuk bagian dari pengemasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Terdapat enam tingkat hierarki produk, dengan menggunakan asuransi
jiwa sebagai contohnya : Keluarga
kebutuhan (
need family ), Keluarga produk (
product family ), Kelas produk (product class),
Lini produk (product
line), Tipe produk (product
type), Merek, Jenis produk . Klasifikasi Produk adalah sebagai berikut,
yaitu : Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility),
Klasifikasi Barang Konsumen, dan Klasifikasi Barang Industri.
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan
atau kombinasi dari semua hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya
dari produk pesaing.
Kotler dan Keller (2009 : 274 - 275) mengemukakan dua
pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek sebagai berikut : Pendekatan
tidak langsung dan Pendekatan langsung.
Terdapat empat strategi penamaan merek menurut Kotler
& Keller (2009 : 281) sebagai berikut :
1.
Nama individual. Nama keluarga
selimut.
2.
Nama keluarga terpisah untuk semua
produk
3.2 Saran
Penulisan tugas makalah ini, mungkin
masih ada kekurangannya saya minta kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan
saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar